"Sir, aku tadi bertemu anak buah Edric, seperti nya ia masih gencar mencari nona Anne dan mereka tampak sedang membuat rencana"
"hahha tak ku sangka Edric segigih itu"
"selidiki cepat" titah Zack dengan tegas namun tenang"
"baik Sir, hari ini anda tidak ada jadwal di kantor dan kokain anda sudah kembali di tempat nya"
"aku akan pergi ke Casino, ada orang yang ingin aku temui"
"baiklah kalau seperti itu Sir"
Hobbert mematikan sambungan telepon mereka. dan Zack segera memutar stirnya menuju Casino.
$$
seorang lelaki yang tengah duduk di kursi kebesaran dengan rahang mengeras tangan nya terkepal entah apa yang sedang ia fikirkan.
tentu saja Anne gadisnya yang kini menjadi tawanan Zack. bahkan ia mendengar bahwa Zack memperlakukan Anne bak jalang miliknya. membuat Edric semakin ingin menghancurkan Zack walau sebenarnya Zack adalah kakak iparnya sendiri.
karena geram dan tidak bisa mentolerir lagi apa yang Zack lakukan Edric mengambil kunci mobilnya dan pergi menuju suatu tempat.
Edric menemui orang yang menawarkan nya kerjasama untuk menghancurkan BlackBats. Edric menatap lurus mata lawan lawan nya kini. pria yang tengah berada di hadapan nya itu juga mempunyai dendam dengan pemimpin BlackBats itu. oh bisa di katakan banyaj sekali klan mafia yang ingin menghancurkan Zack.
"aku tahu kau meragukan ku, tapi coba kau pikirkan sekali lagi" ucap pria itu meyakinkan Edric.
"jika kau bisa mengkhianati Zack, kemungkinan kau akan melakukan hal yang sama bukan?"
pria itu tersenyum miring melihat Edric yang duduk di hadapan nya mengangkat sebuah alis mencoba mencerna perundingan mereka Edric tidak bisa gegabah. Edric membenarkan posisi duduknya menjadi lebih tegak.
"bagaimana jika aku memberitahu dimana Zack menyembunyikan wanita itu?"
Edric sedikit terkejap, tanganya mengepal kuat mendengar berita tentang Anne, wanita nya itu. Edric sangat sensitif jika menyangkut tentang Anne. pikiran nya akan buntu Edric berdiri dengan amarah yang berada di ubun-ubun menghampiri pria di depannya itu.
ia mencengkram kerah pria itu hingga aksi saling todong senjata oleh anak buah mereka pun terjadi. pria itu memberi kode kepada anak buahnya untuk menurunkan senjata mereka.
pria itu tersenyum smirk di sudut bibirnya.
"dimana bajingan itu menyembunyikan gadisku brengsek!" geram Edric melihat ke santaian pria itu.
"hahah kau salah bung, dia bukan gadis lagi sekarang karena sudah menjadi jalang nya Zack"
BUGHHH
satu bogeman melayang ke pipi pria itu, bogeman dari Edric membuat sudut bibir pria itu berdarah.
"terima apa yang kutawarkan, dan kita akan sama-sama untung" tawar pria itu sekali lagi sambil menyeka darah di sudut bibirnya.
Edric melepas kerah baju pria itu, ia berusaha mengontrol emosinya. Zack keparat. ia bersumpah akan segera menghancurkan Zack secepatnya.
"Aarrgghhh! brengsek!", umpat Edric dan itu membuat pria itu tersenyum miring.
Anne yang setelah berkeliling di mansion Zack yang sangat luas kini duduk di jendela kamarnya menjulurkan kaki di window seat berwarna cream pekat itu. menikmati semilir angin yang melewati helai-helai rambutnya. sesekali desahan lelah keluar dari bibir mungil nan manis itu. mungkin tak pernah terfikir kan oleh nya akan berakhir di sini di negara entah berantah. ia yang kemarin sedang mencari beasiswa S2 nya malah terdampar di sini. menjadi simpanan seorang Billioner tampan Zack Tyler Roan. pewaris keluarga Roan yang dingin,bengis, tetapi terkadang seperti bayi yang seperti haus akan kasih sayang. entah bagaimana orang tuanya mendidik Zack hingga pria itu tumbuh menjadi seperti ini. berbicara tentang orang tua. Anne penasaran dengan sosok ibu kandung nya Zack. ia pernah bertemu dengan papanya Zack sekali saat pesta. wajahnya hampir mirip dengan Zack aura Ceo memang melekat di wajahnya walaupun sudah pensiun. dan wanita muda yang sering bersama nya itu adalah ibu tirinya. ibu kandung saudara Zack, Paula entah apa kabarnya sekarang mungkin tengah asik menikmati peran nya sebagai istri. setelah melamun beberapa saat Anne merasa haus kaki nya berderap menuju nakas dan sialnya teko di nakas juga kosong. Anne berencana akan pergi kedapur membawa teko untuk mengisinya kembali berjaga-jaga jika malam Anne sering terbangun karena haus.
ketika keluar dari kamar mata Anne tertuju ke ruang kerja Zack yang terbuka "apakah dia sudah pulang?" batin Anne lalu menyubuk ruang kerja Zack tetapi ia tidak menemukan sosok Zack di dalam. rasa penasaran Anne pun muncul melangkah kan kakinya masuk ke dalam sana. ruang kerja Zack cukup luas dengan buku-buku yang tersusun rapi di rak yang menjulang tinggi. Selama hampir setengah tahun disini Anne baru sekali dan kedua kali ini memasuki ruang kerja Zack, sekali ketika ia membawa pisau buah dan tidak sempat melihat sekitar karena di dalam otaknya hanya ada amarah dan emosi.
mata Anne berbinar melihat ruang kerja yang nyaman itu, desain unik dan banyak sekali buku-buku dahulu sewaktu kuliah Anne paling senang membaca buku-buku tentang kepemimpinan seperti ini. karena harapan nya bisa masuk di perusahaan Thompson tanpa adanya bantuan Sir Thompson. ia ingin membuktikan bahwa dirinya bisa. tetapi semua pupus karena dirinya sudah terdampar di sini.
Anne melihat buku di atas meja Zack tangan Anne meraih buku itu dan membuka selembar demi selembar buku aoa yang Zack baca tetapi sebuah kertas foto jatuh di balik lembaran buku itu. Anne memungut foto itu du lantai dan melihat sebuah foto keluarga kecil yang manis. seorang wanita cantik bak dewi dengan senyum lembut keibuan menbuat mata tenang menatap nya. di samping wanita itu berdiri Mr Roan yang tengah menggendong anak laki-laki berusia sekitar 1 tahun. tangan nya merangkul pinggang wanita itu.
"jadi ini ibunya Zack" Anne menatao foto itu tersenyum mengelus permukaan foto yang sudah usang itu rasa kagum melihat kecantikan yang Anne yakini itu adalah ibunya Zack. bagaimana bisa wanita secantik itu pada zaman itu. dengan rambut emas dan mata coklat yang sangat indah di padupadankan dengan dress selutut bermotif bunga. senyum tulus nya sangat lembut.
"apa yang sedang kau lakukan!" suara berat yang mengagetkan Anne membuat Anne terperanjat dan buru-buru memasukan kembali foto itu di dalam buku yang ia pegang.
"ah tidak ada" jawab Anne sedikit lattah. sorot mata Zack seperti tidak senang, mendekat menghampiri Anne menarik dengan paksa buku yang Anne sembunyikan dari balik tubuhnya.
mengetahui apa yang baru saja Anne liat membuat emosinya semakin memuncak.
"siapa yang menyuruh mu untuk masuk di ruang kerja ku?"
"a-aku minta maaf Zack, a-aku tadi sedang ingin mengambil minum dan melihat ruang kerja mu terbuka ku kira kau ada di dalam nya"
nafas Zack menderu terengah-engah karena menahan emosi jika saja itu bukan Anne mungkin orang itu sudah di gorok nya atau mungkin di buatnya buta.
"sudah ku bilang tidak ada yang boleh masuk ke ruang kerja ku tanpa sepengetahuan ku!" kata Zack dengan suara keras membuat Anne ketakutan.
"i-iya Zack aku minta maaf"