bab 17
"tentu saja bertemu gadis ku Paula, dia pasti lagi sangat sedih dan aku akan menenangkan nya"
"hentikan Zack!" ucapan Zack sudah tidak di filter lagi di depan papanya. ia sudah terang-terangan mengatakan "gadisku" mungkin karena perasaan benci di buang ke meksiko membuat Zack terang-terangan mengatakan nya.
"tenang saja pa, aku hanya akan menemui Paula. ketika kau yang masuk rumah sakit nanti aku tidak akan repot-repot untuk datang menjenguk mu"
"apa katamu anak sialan!"
PLAKKKKKK
tamparan keras melayang di pipi Zack hingga sudut bibirnya berdarah tangan Zack memegang pipinya yang terasa panas. sudut bibir nya naik tersenyum miring entah apa yang berada dalam fikiran Zack.
"sudah kan? ku rasa tamparan ini sudah setimpal untuk aku boleh menemui Paula"
"Pa, Zack hentikan" suara lirih Paula membuat kedua ayah dan anak itu berhenti.
mendengar suara Paula Mr Roan pun tidak bisa berkata apa-apa. menghela napasnya dan masuk ke dalam ruangan meninggal kan Zack dan Paula di luar.
"kau tidak apa-apa Queen?" tanya Zack menangkup tangan nya di pipi halus Paula.
"kau tidak perlu jauh-jauh datang ke sini Zack, lihat bibir mu berdarah"
"ah tidak apa-apa, ini hanya luka kecil" Zack menyeka sudut bibirnya. tatapan sendu Paula menatap saudara nya air mata bergelinang di matanya
"Zack" bibir Paula gemetar air matanya tak bisa ia bendung dan jatuh
"Paula, are you okay?" Paula masih menangis menutup wajah nya dengan kedua tangan.
Zack merangkul adiknya itu dan memeluk Paula.
"aku terkadang merindukan kita yang dulu Zack, apa aku salah mengambil keputusan?" Paula menangis tersedu-sedu.
"Zack, kau tidak bisa lama-lama disini, papa nanti pasti akan marah"
"biarkan saja lelaki tua itu, aku tidak peduli"
"Zack,.kau tau papa kan? dia tidak pernah main-main kalau memukul. dia bahkan bisa menyakiti mu lebih dari ini"
"jika itu yang harus aku terima untuk ada di samping mu aku siap menerima nya Paula"
"tapi Zack, aku yang tidak kuat melihat mu terluka. ku mohon Zack. pulanglah aku akan baik-baik saja disini"
"Zack.. ku mohon" karena melihat Paula memelas membuat Zack tidak bisa menolak nya. ia akan selalu kalah jika di hadapan Paula.
"baiklah kalau begitu" Zack mengecup puncak kepala Paula dan berbalik pergi.
Paula melambaikan tangan nya. ituhlah pertemuan terakhir Paula dan Zack kala itu.
"ahh..ah.." desahan wanita yang kini berada di bawah tubuh Edric membuncahkan gairah nya. wanita yang Edric bawa ke dalam ruangan nya tidak lain adalah sekretaris nya sendiri Freya. entah kenapa Edric hari ini lagi kesal dan ia harus melampiaskan napsunya. terlebih wanita yang selama ini menjadi sekretaris nya sudah menaruh hati padanya. Edric tidak ingin membuang-buang kesempatan. ia menjelajahi setiap jengkal tubuh wanita itu yang kini hanya menyisakan rok pendek.
Edric kembali melumat bibir Freya, turun ke leher, payudara dan perut nya yang rata.
"Ahh...emmh"
desahan itu pun kembali lolos saat Edric memainkan payudara Freya. meremas dan menjilati putingnyam
"ahhhh" Freya kembali mendesah. nikmat, dan dia menginginkan lebih. lebih dari ini. merasa puas bermain dengan payudara di depan nya Edric menatap Freya meminta persetujuan damn! ia kembali mendapat lampu hijau.
di bukanya rok pendek Freya dan tinggal menyisakan celana dalam berwarna merah.
Freya terus mendesah berharap Edric segera memasuki nya dan merasakan tubuh Edric berada di dalam nya.
"Ahh... ahhhh" desahan nya membuat Edric mengatup bibir wanita itu dengan bibirnya.
"pelan-pelan saja, kau ingin seisi kantor tau?" bisik Edruc setelah melepaskan ciuman nya. tentu saja Freya ingin seisi kantor tau bahwa ia sudah tidur dengan CEO tampan ini walau sudah beristri Freya tidak ingi. ambil tau.
Edric semakin gencar memainkan tangan nya. malah sekarang jari tengahnya di masukan ke dalam lubang kewanitaannya Frea yang sudah sangat basah.
melihat reaksi Freya yang sudah siap. Edric bersiap memasukan batangnya ke dalam tubuh Freya.
Freya menggigit bibir bawahnya. ini yang di tunggunya sejak dulu. akhirnya ia bisa merasakan tubuh Edric.
"Ed"
"ssttt....."
Edric segera menghentikan ucapan Freya. ia tidak ingin wanita memanggil namanya. saat ini ia hanya menginginkan tubuh wanita ini saja.
Edric kembali melumat bibir wanita itu memberikan kenikmatan dan sensasi sentuhan-sentuhan nya. wanita itu kembali bergelinjang.
edric begitu sempurna, tuhan menciptakan nya tanpa celah bahkan di ranjang ia pun mampu membuat wanita puas.
Edric menyeringai membuat wajah tampak nya semakin tampan. mungkin inilah pemandangan yang di lihat nona Paula setiap hari batin Freya.
didorong nya junior nya pada lubang milik Freya yang sudah basah sejak tadu. di gesek-geseknya dan tanpa pemberitahuan di dorong nyaa dengan sekali hentakan membuat Freya sempat hampir berteriak sebelum akhirnya ia menggigit bibirnya.
"ahh..ah..."
Freya terus merintih hingga rintihan rasa sakit itu berubah menjadi rasa nikmat
"ahhhh..."
Freya terus mendesah nikmat, memberikan semangat tersendiri kepada Edric untuk memompah.
"aku mau keluar"
"ahhh...ahhh" desah Freya.
Edric semakin mempercepat permainan nya, ia ingin keluar bersama-sma dengan Freya.
"ahh..."
"ahh"
desah keduanya bersamaan saat sama-sama telah mendapat orgasme. Edric langsung berdiri dan kembali memasang celana nya. membiarkan Freya yang terkapar di atas sofa.
Edric terkekeh melihat ekspresi malu Freya karena mencoba menutupi tubuhya dengan baju-bajunya.
kau bisa memakai pakaian mu di sana.
Edric menunjuk kamar mandi dan Freya berlari menuju kamar mandi dengan bertelanjang bugil.
"astaga, bagaimana cara ku menghadapi Sir Edric mulai sekarang?" ituhlah yang ada di dalam fikiran Freya saat ini. ia sangat malu. selama ini ia berusaha menggoda Edric tetapi Edric tidak terpengaruh tapi kenapa tiba-tiba saja Edric ingin tidur dengan nya? tentu Freya tidak bisa membuang-buang kesempatan.
dan bagaimana bisa wajah Edric begitu santai setelah bercinta dengan nya. setelah mengenakan kembali pakaiannya nya. Freya pun keluar dari ruangan dan melihat Edric sudah kembali duduk dengan dokumen-dokumen yang ada di atas nya.
benar! seolah tidak terjadi apa-apa.
semua wanita bagi Edric hanyalah pemuas napsu. beda halnya dengan Anne. hanya wanita ituhlah yang membuat nya tidak menginginkan wanita lain. Hanya Anne lah yang mampu membuat Edric hanya menginginkan cinta bukan seks semata. walau sudah bermain dengan banyak wanita tapi Edric masih merasakan kehampaan karena hatinya sudah terperangkap dengan Anne.