"Udah Kak," ucap Zia, Gaven dengan telaten masih menyuapi Zia.
"Kamu makan baru sedikit," ucap Gaven.
"Tapi Zia mual Kak, kalau muntah lagi gimana?" tanya Zia dengan mata yang berkaca-kaca.
"Ya udah, kamu minum dulu obatnya," jawab Gaven lalu memberikan obat kepada Zia.
"Kamu mau sesuatu?" tanya Gaven, Zia hanya menggelengkan kepalanya.
"Istirahat lagi kalau begitu," ucap Gaven.
"Temenin Zia, Kak," ucap Zia.
"Iya, aku temenin," ucap Gaven, lalu dia duduk bersandar di ranjang, sedangkan Zia berada di dalam dekapannya.
"Aku boleh tanya sesuatu sama kamu?" tanya Gaven.
"Boleh," jawab Zia.
"Kamu mau gak kalau kita punya anak?" tanya Gaven.
"Anak?" tanya Zia dengan mata yang membulat sempurna.
"Iya anak, kamu hamil anak kita terus kita punya anak yang lucu," jawab Gaven.
"Mau lah Kak, apalagi Zia juga suka anak kecil," ucap Zia dengan mata yang berbinar.
"Serius mau?" tanya Gaven.