"Gaven, kamu jangan main-main ya!" ucap Faizah dengan menatap tajam kepada Gaven.
"Aku serius, Faizah, kita emang gak bisa melawan takdir, setelah itu terjadi baru kita cari jalan keluarnya," ucap Gaven dengan santai.
"Bukan gimana nanti, tapi nanti gimana, Gaven, kamu kalau mau berbuat harus dipikir dulu apa akibatnya, apa susahnya sih konsultasi, gak rugi juga kok," ucap Faizah semakin sengit.
"Iya, nanti aku pikirin, santai aja gak usah marah-marah," ucap Gaven.
"Bukan marah, tapi kasih nasihat, aku gak mau ...."
"Udah diem, aku ngerti kamu jangan berlebihan," ucap Gaven menyela.
"Bagus kalau kamu ngerti, awas aja kalau sampai kejadian Zia hamil karena kecerobohan kamu, aku cincang kamu jadi perkedel," ucap Faizah.
"Cincang aja kalau berani," ucap Gaven menantang.
"Ish ... Gaven!" pekik Faizah.
"Berisik tau, dari tadi teriak-teriak aja sih," ucap Gaven, "Sudahlah, aku mau pulang."
"Jangan lupa ajak, Zia ...."