Setelah mencuci piring, Gaven membuka pintu karena obat yang dia pesan sudah datang, lalu Gaven kembali ke kamar dengan membawa nampan berisi air dan obat untuk Zia.
"Ini, minum dulu obatnya," ucap Gaven seraya menyimpan nampan di atas meja, lalu Gaven duduk di samping Zia.
"Pait, Kak," ucap Zia setelah menelan obatnya dengan bersusah payah.
"Yang manis itu, madu sama gula," ucap Gaven.
"Zia tau, gak usah diperjelas," ucap Zia.
"Aku kira gak tau," ucap Gaven bergurau.
"Mana hadiah, Zia?" tanya Zia.
"Mau sekarang? Tadi katanya sakit?" tanya Gaven.
"Apa hubungannya sakit sama terima hadiah?" tanya Zia.
"Hadiah yang ini, jelas ada," jawab Gaven dengan tersenyum jahil.
"Emang hadiahnya apa, Kak?" tanya Zia.
"Namanya hadiah, ya harus rahasia," jawab Gaven.
"Ish ... Kak Gibran ngeselin, ya udah Zia gak mau lagi hadiahnya," ucap Zia merajuk.
"Yakin gak mau?" tanya Gaven dengan alis yang terangkat.