"Aww!" pekik Zia, dengan cepat Gaven menghampiri Zia karena khawatir terjadi sesuatu kepadanya.
"Kenapa?" tanya Gaven.
"Sakit, Kak," jawab Zia dengan air mata yang sudah menetes.
"Mana yang sakit?" tanya Gaven. Zia menjawab dengan gelengan kepalanya.
"Gimana sih, tadi katanya sakit?" tanya Gaven bingung.
"Zia, malu bilangnya," jawab Zia.
"Kenapa malu, aku kan suami kamu, mana yang sakit?" tanya Gaven dengan lembut.
"Kakak mandi duluan aja, nanti telat shalat subuhnya, Zia mau duduk dulu sebentar, mungkin sakitnya bisa hilang sebentar lagi," jawab Zia.
"Tapi waktunya udah mepet, lebih baik kita mandi bareng," ucap Gaven.
"Zia malu Kak, masa mandi bareng Kakak," ucap Zia.
"Aku udah liat semuanya, kenapa harus malu," ucap Gaven menggoda, lalu ....
"Kakak!" pekik Zia yang terkejut karena Gaven menggendongnya tiba-tiba.
"Untung aja di sini cuma kita berdua, nanti disangkanya aku ngapa-ngapain kamu," ucap Gaven.
