"Ya kamu jangan kasih harapan sama dia, kalau sikap kamu kayak tadi terus, dia akan tetap berharap sama kamu, kamu ngerti gak sih kalau dia emang beneran suka sama kamu?" tanya Gaven dengan sengit.
"Zia gak kasih harapan sama Kak Putra, Zia juga gak tau perasaan Kak Putra gimana sama, Zia, emangnya salah kalau Zia bersikap ramah sama, Kak Putra," jawab Zia.
"Gak salah, tapi batasi kedekatan kalian, kalian bukan mahram, gak baik terus berduaan," ucap Gaven.
"Zia gak pernah berduaan sama, Kak Putra," ucap Zia.
"Terus waktu itu apa, kalian berduaan di pos satpam," ucap Gaven sengit.
"Kita gak berduaan, Kak, sebelumnya ada Intan sama Nida yang temenin Zia, karena mereka udah dijemput jadi Zia sama ...."
"Udah, gak usah dijelasin lagi, aku males dengar kamu nyebut nama dia terus," ucap Gaven menyela. Zia hanya menghela nafas panjang mendengar Gaven yang sejak tadi marah-marah tidak jelas.
"Zia!" panggil Faizah.
"Kenapa, Kak?" tanya Zia.