"Faizah!" panggil Anaya, karena Faizah sejak tadi hanya merenung sendiri di halaman belakang rumahnya.
"Iya, Umma, ada apa?" tanya Faizah.
"Gak ada apa-apa, Umma cuma mau ngobrol sama, Iza," jawab Anaya, lalu duduk di kursi samping Faizah.
"Iza, masih memikirkan soal Zia sama Gaven?" tanya Anaya. Faizah hanya tersenyum tipis menanggapi pertanyaan Anaya.
"Itu memang tidak mudah, Sayang, tapi Iza tetap harus bersahabat dengan keadaan. Setelah mendengar penjelasan dari ayah, almarhumah oma sangat merasa bersalah dengan apa yang terjadi kepada Iza, setiap hari beliau selalu mencemaskan keadaan Iza sama Zia, Umma harap Iza tidak terus-menerus bersikap kayak gini sama Zia, pikirkan juga apa yang Zia rasakan, Zia pun sama-sama berada di dalam keadaan sulit," ucap Anaya.
"Apa aku udah jahat banget bersikap sama Zia, Umma?" tanya Faizah.