Gaven menghela nafasnya dengan panjang, saat selesai meeting, dia melihat Zia yang tidur dengan posisi duduk di sofa.
"Seharusnya kamu bisa lebih bersabar menghadapi gadis labil kayak Zahra, Gaven, kamu juga sama aja marah-marah gak jelas sama dia," ucap Gaven lalu dia menggendong Zia menuju ke kamar rahasia yang ada di ruangannya.
Di kamar itu hanya ada kasur dan toilet, serta ada beberapa pakaian di sana, Gaven sengaja menyimpan pakaian agar dia tidak perlu repot-repot pulang ke rumah hanya untuk berganti pakaian, kamar itu juga selalu Gaven gunakan untuk beristirahat jika dia sudah merasa sangat lelah.
Dengan perlahan Gaven membaringkan tubuh Zia di atas ranjang. Saat akan beranjak, Zia memegang kerah jasnya dengan kuat, sehingga Gaven tetap membungkuk di hadapan Zia dengan degup jantung yang tidak menentu karena jarak wajah mereka sangat dekat, Gaven pun bisa merasakan hembusan nafas Zia, membuat perasaan aneh dalam dirinya muncul.