Zia langsung beranjak dari tempatnya dan pergi ke kamar, dengan kesal.
"Zahra, tunggu dulu, aku belum selesai bicara," ucap Gaven, tapi Zia tetap tidak menghiraukannya, dia malah menutup pintu dengan sangat kencang.
"Ya Allah, lembutkan hatinya agar mau memaafkan ayah dan bunda, tidak ada orang tua yang ingin menjerumuskan anaknya," ucap Gaven dia pun beranjak dari tempatnya, karena sudah adzan maghrib.
Cukup lama Zia termenung di dalam kamarnya, sampai dia terkejut karena ponselnya berdering, ternyata Faizan yang video call.
"Assalamu'alaikum, Bang, kenapa?" tanya Zia.
"Wa'alaikum salam, emangnya gak boleh?" tanya Faizan.
"Boleh ...." Zia belum sempat melanjutkan ucapannya, tapi Faizan malah memberikan ponselnya kepada Keyla, mata Zia memicing melihat wajah Keyla yang semakin pucat, dan pipinya yang semakin tirus.
"Apa Bunda sakit?" tanya Zia di dalam hatinya.
"Zia, sayang ...." belum sempat Keyla bicara, Zia sudah memutuskan sambungan telponnya.