"Sudah puas menatap ayahku?" tanya Faizan dengan melayangkan tatapan tajam kepada wanita itu.
"Ma ... maaf, Tuan, sa ... Saya ...."
"MAAF APA? WANITA MURAHAN, BERANINYA KAU MENGHINA BUNDAKU! ucap Faizan murka.
"Ada apa?" tanya Tristan yang keluar dari ruangannya karena mendengar Faizan berteriak.
"Katakan kepada Ayah saya, apa yang kamu katakan tadi!" ucap Faizan dengan tatapan tajam.
"Tidak, Bos, maafkan saya," ucapnya dengan menundukkan kepala.
"Maaf untuk apa?" tanya Tristan.
"Dia sudah berani menjelekkan bunda, Yah," jawab Faizan.
"Tidak Bos, bukan seperti itu maksud saya," ucapnya dengan suara gemetar.
"Mengaku saja, sebelum aku mengatakan semuanya, dan kau akan kehilangan pekerjaanmu!" maki Faizan, namun wanita itu hanya terdiam dengan telapak tangan yang mulai berkeringat karena merasa ketakutan.
"Cepat katakan!" bentak Faizan lagi.
"Sa ... Saya ...."
"Haiish sangat bertele-tele," umpat Faizan.
"Ada apa sebenarnya?" tanya Tristan.