Cakra terus mengumpat kepada pria yang ada di hadapannya karena sudah merusak rencananya untuk berduaan dengan Dania, sedangkan yang sedang dimaki tetap santai menikmati kopi buatan adik iparnya, dia sangat menikmati pekatnya cairan hitam itu seakan bercampur dengan pikirannya yang sedang kacau.
"Jangan marah-marah terus dong, By," ucap Dania.
"Biarkan saja, Hon, aku kesal sama dia, gak ada angin, gak ada hujan, tiba-tiba datang ke apartemen kita, merusak waktu berduaan kita aja," ucap Cakra dengan kesal.
"Hei kau tidak lihat perut istrimu yang sudah membesar karena perbuatanmu, kau masih saja mau mengerjai dia!" siapa lagi yang bisa berkata seperti itu kepada Cakra selain Tristan.
"Mengerjai apa? Otakmu selalu saja berpikiran kotor, aku hanya ingin mengajak Dania jalan-jalan ke taman, bukan berduaan seperti yang kau pikirkan, dasar bodoh!" umpat Cakra.
"Cih ... kau yang bodoh!" ucap Tristan tak mau kalah.
