Beberapa menit berselang dari selesainya pertemuan antar perwakilan kelas.
Di lahan perkebunan yang terletak antara penginapan siswa tahun pertama dan penginapan siswa tahun ketiga, Adam bertemu Iria Ascott. Dan saat ini, Adam tengah berlutut dalam pose yang menunduk sangat hormat pada keberadaan Iria.
Tidak seperti pagi tadi di mana hawa dingin menyelimuti area sekitar penginapan, siang hari udara sudah menghangat. Iria dan Adam mengambil tempat di bawah teduh batang pohon yang setengahnya meranggas. Banyak sekali daun berwarna kecokelatan tampak tergeletak di kaki mereka.
"Bagaimana?"
Iria memulai, sekaligus menjadi tanda bahwa Adam diperkenankan untuk menaikkan pandangannya. Adam pelan-pelan menggerakkan wajahnya ke atas untuk mengadap sosok Iria. Sikap Adam masih dipenuhi rasa takzim, namun dia seketika menunduk lagi dalam gelagat yang menyesal.
"Mohon maaf Yang Mulia Iria-sama, saya mendapatkan detail rencana tetapi tidak dengan motifnya."
"Begitu. Kamu sudah berjuang."