Butuh tiga puluh menit sebelum Edwin bisa memaksa kakaknya keluar dari sebuah kafe di Distrik Perbelanjaan. Dia berjalan di samping kakaknya dan berniat kembali ke kompleks apartemennya. Tingkat emosi yang tinggi membuat kepalanya memanas, digabungkan dengan suhu di luar membuatnya bisa meledak kapan saja.
Dari pada dikatakan makan siang, Lisa sebenarnya hanya memesan makanan manis. Jadi mereka pergi ke kafe yang terkenal di kalangan perempuan karena menyediakan menu dengan banyak kandungan gula. Di situlah alasan kenapa Edwin begitu marah. Lisa dengan licik menyeretnya masuk ke sebuah tempat yang dipenuhi gadis-gadis remaja. Tampaknya Lisa masih bertekad menjerumuskan Edwin pada jurang asmara. Selama Lisa menyantap parfait spesial yang hanya dijual di kafe itu, Edwin berjuang keras menahan diri untuk tidak menumpahkan emosinya.