Aku tidak percaya, Ben, melakukan ini padaku.
"An, please. Oke, aku janji hanya sebentar. Setelah aku selesai, aku akan segera pulang dan bertemu dengan miss Joana."
Aku memejamkan mata kemudian memandang Ben kembali. "Tidak perlu. Miss Joana, bukan punya janji dengan kita saja. Biar aku yang pergi. Sendiri." Aku menekan kata 'sendiri' di sana.
"An, kumohon, kau jangan cemburu seperti ini."
"Apa? cemburu?" Aku menyemburkan tawa meremehkan. "Ini bukan masalah aku cemburu pada wanita yang bahkan tidak akan pernah bisa kau lihat lagi. Bukan juga masalah kau mau menikahiku atau tidak. Tapi apa kau pernah berpikir sedikit saja, di mana persisnya kau meletakkan diriku?" Aku bergerak maju selangkah. "Karena, aku merasa untuk berada di depan pintu hatimu saja, aku tidak mampu." Ben masih diam di tempat tidak bicara selain memandangku dengan wajah yang bingung.
"An, please."
"Lupakan, Ben."