Aku tidak yakin apakah Rey mau bertemu lagi denganku atau tidak. Terlebih apakah Abi masih mau menerimaku sebagai pengasuh Rey atau tidak. Tapi masa bodoh, jika tidak dicoba aku tidak akan tahu akan seperti apa. Jadi, aku putuskan untuk mengetuk pintu rumah Abi dan selang beberapa menit pria itu membukakan pintu.
Dengan cengiran lebar aku menyambut kemunculan Abi pagi ini. Dengan beberapa rantang makanan kesukaan Rey, seharusnya aku bisa dimaafkan.
"Masuk." Katanya tanpa menyapaku terlebih dahulu. Dan ini gawat, tanda-tanda bahwa Abi pasti akan memecatku dalam kurun waktu beberapa detik.
"Aku... eeee.. aku.... Kemarin... eee... maafkan... karena aku... kemarin." Astaga ada apa dengan kemampuan bicaraku.
"Ben, sudah menceritakan semua." Aku mengangguk-anggukan kepala. "Rey tidak mau sekolah. Dia mengurung diri di kamar. Dan aku harus ambil cuti."
"Aku sudah melakukan kesalahan besar."