"Bersabarlah dulu, Ryu. Kemarikan! Aku saja yang melanjutkan membaca surat selanjutnya," kata Gun dan kembali melanjutkan surat yang sempat digenggam dengan kasar oleh Ryu. Karena tahu Ryu tidak dapat mengontrol emosinya, maka tidak ada pilihan lain selain dialihkan sebelum kertas itu disobek-sobek oleh Ryu.
"Ehem ... isi suratnya tertutupi goresan bolpoin, tapi masih dapat ku baca. Dengarkan, oke?"