"Kirimkan aku dengan cintamu, bukan kemarahanmu," katanya begitu gelombang gairah yang paling luar biasa telah berlalu, jari-jarinya menyisir rambutnya ke belakang. "Katakan padaku kau akan menikah denganku kapan dan jika aku kembali padamu. Berikan hatiku alasan untuk terus berdetak. Silahkan."
"Buat aku menyukaimu dan aku akan menikahimu sekarang," katanya dengan suara memohon, bersedia memohon dengan segala cara untuk membuatnya tetap hidup. "Sekarang. Hari ini."
Penderitaan berdarah dari setiap pori-porinya, tetapi kata-katanya dijalin dengan baja. "Aku tidak akan melakukannya."
Kebutuhan untuk memeluk Jhon sangat kuat. Untuk memberitahunya bahwa dia mencintainya dan akan memaafkannya bahkan pelanggaran terburuk. Tapi rasa takut di tengah dadanya tidak membiarkannya berbohong. Lagi pula, dia akan tahu dari denyut nadinya jika dia tidak jujur. Suaranya bergetar saat dia menjawab. "Aku mengirimmu dengan cinta dan amarahku."
