Chereads / Jodoh Dari Tuhan / Chapter 28 - Bertemu

Chapter 28 - Bertemu

Kavin melangkah memasuki sebuah taman, tempat di mana dia janjian bertemu dengan Geisha. Setelah tadi sore gadis itu mengirim pesan untuk bertemu malam ini juga. Kavin menawarkan diri untuk menjemput Geisha di rumahnya. Namun Geisha menolak dan meminta untuk bertemu di sini.

Geisha berdiri dari bangkunya saat melihat laki-laki tampan itu berdiri di depannya. Wanita mana yang tidak mau dengannya apabila dia ajak untuk menikah. Namun sayangnya Kavin meminta Geisha untuk menikah pura-pura dengannya.

"Ada apa?" Kavin menatap gadis di depannya, dia terlihat muram tidak seperti saat pertama Kavin melihatnya.

"Gue mau menikah dengan lo," tegas Geisha.

"Lo beneran?" Kavin tampak berbinar.

"Iya, menikah pura-pura!" ujar Geisha menekankan.

Spontan Kavin mengambil kedua belah tangan Geisha karena senang. "Terimakasih."

Geisha mengangguk. Sebenarnya dia bukan murni ingin membantu Kavin, tapi kenyataannya dia juga membutuhkan Kavin untuk menyelamatkan hidupnya. Ya, dengan uang Kavin Geisha bisa membayar lunas hutang Hana pada rentenir.

"Gue nggak tahu apa yang membuat lo berubah pikiran, tapi gue sangat berterimakasih. Karena elo sudah bersedia menikah dengan gue, Sha."

Geisha menatap tangan Kavin yang menggenggam tangannya. Dia meyakinkan dirinya, jika ini hanya lah sandiwara. Dan secepatnya semua ini akan berakhir, hingga Geisha bisa kembali ke kehidupan dia seperti semula.

"Tapi gue punya permintaan," pinta Geisha.

"Apapun, Geisha. Gue akan memberikan semua yang lo minta."

"Gue ingin kita tidak mencampuri urusan masing-masing," tutur Geisha.

"Gue setuju," sahut Kavin.

"Gue juga ingin kuliah agar suatu saat gue bisa mengubah hidup gue jadi lebih baik lagi," lanjut Geisha.

"Tentu, gue akan memfasilitasi lo," ungkap Kavin.

"Ada lagi. Kapan kita berpisah?"

Geisha menatap Kavin. Geisha harus menanyakan ini walaupun semua belum dimulai. Namun Geisha tahu perpisahan itu pasti terjadi, saat yang dia tunggu.

"Sampai keadaan bisa gue kendalikan, tapi gue janji. Gue akan melepaskan lo apabila lo sudah nggak sanggup untuk melanjutkan semuanya," janji Kavin.

"Gue berjanji akan membantu lo, sampai lo yang meminta gue untuk pergi."

Geisha merasa dia harus menepati janjinya sampai Kavin benar-benar tidak membutuhkannya lagi. Kavin tersenyum pada Geisha, seolah ingin mencairkan suasana yang sedang mendung ini.

"Setelah ini lo harus bersikap romantis ke gue di depan semua orang."

*

*

"Lo dari mana, Sha?"

Sesampainya di rumah Geisha disambut pertanyaan itu dari Hana. Dia tidak bisa menceritakan hal yang sebenarnya pada Hana. Jika dia bertemu dengan Kavin dan menerima tawaran yang pernah laki-laki itu katakan padanya. Karena itu lah Geisha bertemu di taman agar Hana tidak mengetahui sandiwara yang sebentar lagi akan dimulai.

"Hana, gue sudah bayar semua hutang lo ke Pak Gian," tandas Geisha.

"Apa, beneran, Sha?"

Terlihat Hana sangat senang mendengar pernyataan dari Geisha. Dia begitu lega karena kabar yang baru saja Geisha beritahukan.

"Iya. Uang itu dari calon suami gue," ungkap Geisha.

"Calon suami, maksud lo apa sih?" tanya Hana tidak mengerti.

"Gue akan menikah sama Kavin."

Ungkapan Geisha sontak membuat Hana terkejut. Dia hampir tidak percaya ini, tapi kalimat itu di dengar jelas oleh indera pendengaran Hana. Sementara selama ini Geisha tidak pernah kepikiran untuk menikah. Hana sangat mengenal Geisha, dan tahu jika Geisha tidak mempunyai perasaan apapun pada Kavin.

"Lo becanda, Sha?" tanya Hana pada Geisha.

"Enggak lah," jawabnya yakin.

"Tapi bukannya lo bilang lo nggak pengen menikah muda, mungkin saat lo berumur tiga puluh tahun. Bahkan lebih dari itu, dulu lo bilang seperti itu kan ke gue?"

Hana melihat Geisha yang tersenyum seolah bahagia. Namun kenapa Hana merasa kabar ini ada yang janggal.

"Itu dulu kan, Na. Semua terjadi begitu cepat, mungkin gue kualat kali ya. Karena begitu membenci Kavin, tapi sekarang gue malah mau menikah sama dia."

"Tapi lo pernah bilang, lo nggak mau menikah sebelum lo sukses?"

"Kita nggak pernah tahu kan, Na. Keadaan bisa berubah cepat tanpa bisa kita tahu."

Hana menatap sahabatnya. "Apa ada yang lo sembunyikan dari gue?"

"Gue mencintai Kavin." Geisha membalas tatapan Hana.

"Lo memang pantas sama Kavin, Sha. Gue seneng lo mendapatkan laki-laki yang mapan dan tampan seperti Kavin. Dan yang paling penting, lo harus bahagia."

"Tentu gue sangat bahagia."

Mereka berpelukan. Hana sangat bahagia mengetahui sahabatnya akan menikah. Sementara Geisha tampak meneteskan air mata, lalu dengan cepat dia menghapusnya.

*

*

Terlihat Elena di ruangan Mahendra, dia tampak tegang setelah mendengar perkataan dari suaminya itu. Mahendra ingin jika Kavin segera memutuskan tanggal pernikahan dia dan Geisha.

"Sayang, tapi kita baru saja mengenal Geisha. Bagaimana kamu bisa yakin untuk menikahkan Kavin dengan Geisha," ujar Elena.

"Karena Kavin mencintai Geisha. Aku sudah memaksa dia untuk segera memiliki keluarga dan untungnya dia menemukan gadis yang dia cintai. Hingga dia juga bisa bahagia dengan pernikahan dia nanti," papar Mahendra.

"Geisha masih anak kecil, dia baru berumur dua puluh tahun. Aku takut dia nggak bisa menjalankan tugasnya sebagai istri Kavin sekaligus masuk ke dalam keluarga Wijaya Company."

"Kita harus memberikan mereka kesempatan, sayang."

Ucapan Mahendra membuat wajah Elena padam. Hingga terlihat di layar yang terpasang di ruangan itu, Kavin berdiri di depan pintu dan menekan alarm. Lalu dengan persetujuan Mahendra, pintu ruangannya terbuka otomatis.

Setelah Kavin sampai di rumah, dia diberi tahu asisten rumah tangganya, agar Kavin segera menemui Mahendra di ruangannya. Terlihat papinya sedang bersama maminya, Mahendra duduk di bangku kebesarannya sementara Elena duduk di depannya.

"Ada apa Pap?" tanya Kavin.

"Bagaimana hubungan kamu dengan Geisha, kenapa papi nggak pernah melihat kamu bersama Geisha lagi?" Sahut Mahendra.

"Tentu baik Pap, aku dan Geisha selalu bertemu kok. Baru aja tadi malam kami ketemu," cerita Kavin.

Mahendra tersenyum pada putranya, lalu dia berdiri mendekati Kavin. Mahendra duduk di ujung meja kerjanya, tepat di depan Kavin berdiri.

"Papi mau kamu segera menentukan tanggal pernikahan kamu dan Geisha," jawab Mahendra

"Justru aku menunggu sinyal dari Papi. Kapan Papi mau, hari ini juga aku siap," tegas Kavin.

Pernyataan Kavin berhasil membuat Elena tercengang. Netranya hampir keluar saking tidak sukanya dengan apa yang baru saja dia dengar. Padahal Elena sudah mendatangi Geisha dan berusaha menyogok gadis itu dengan uang yang tidak sedikit. Namun ternyata Geisha memang ingin melawan dan berurusan dengannya.

Elena berusaha menyembunyikan kekesalannya. Dia melihat ke arah anak tirinya itu. Filia adalah ibu kandungnya, wanita yang sudah menolong Elena dari jalanan. Dan membawanya ke rumah ini, memberinya tempat tinggal.

Namun itu tidak cukup bagi Elena, sampai dia menjadi istri dari Mahendra. Dengan susah payah Elena berhasil memiliki semua ini, dia tidak akan membiarkan Kavin merebut miliknya. Semua kekayaan ini hanya untuk Amora, anak kandungnya.

Bersambung ....