Jenny menutup pelan pintu kamar di belakangnya. Sambil mengikat kimono tidur berwarna pink muda yang senada warna dengan lingerie sedang dikenakannya, Jenny berjalan menuju area dapurnya.
Sepuluh menit kemudian, Jenny sudah duduk sambil menikmati teh hijau kesukaannya. Aromanya yang menenangkan, membuat senyum tersungging di bibir Jenny. Ingatan yang manis dimana dirinya bergulat intim bersama Barney, bahkan tubuhnya dipenuhi jejak cinta pria itu, tidak ketinggalan cairan cintanya yang sudah tersimpan aman dalam rahim Jenny.
"Cintai aku malam ini, Barney."
Tubuh mungil langsung terangkat dalam gendongan Barney. Kedua tangan Jenny dikalungkan pada leher Barney. Semua sudut di apartemen yang dihadiahkan laki-laki ini padanya, sudah pernah digunakan keduanya sebagai tempat untuk memadu kasih. Balkon, ruang televisi, meja makan, area dapur, kamar mandi, bahkan di ambang pintu masuk apartemen pun pernah menjadi saksi gairah keduanya.
"Hmmm..."