Rama menghela nafas saat melirik lengan kemejanya yang bersimbah darah. Telpon dari Detektif Ethan, atasannya, membuat Rama bergegas melajukan mobilnya menuju markas yang berjarak hampir satu jam dari rumah sakit jiwa.
Luka tergores yang didapatnya dari Anjani, sudah diobati oleh perawat di rumah sakit jiwa. Rasa nyeri tidaklah dirasakan Rama. Hatinya terasa lebih sakit melihat Anjani yang terikat kedua kaki dan tangannya di ruang isolasi. Rama memandangi wanita cantik yang terus mengamuk dan berteriak itu melalui jendela pintu ruang isolasi. Rama benar-benar menginginkan kesembuhan untuk wanita yang sudah mengambil rasa simpati di hatinya.
"Well, dengan baju seperti ini, aku bisa disangka vampir yang baru selesai meminum darah korbannya," keluh Rama sambil mengusap rambutnya ke belakang.