Bruk.
"Sial," umpat Johan yang melihat tubuh Sinta roboh di lantai dan tak sadarkan diri.
Trang.
Dilemparkannya pisau yang berlumuran darah itu ke dekat tubuh Sinta terkapar.
"Sial! Bagaimana ini?" geram Johan frustasi sambil mengacak-acak rambutnya. Matanya memandang nanar bergantian pada tubuh Sinta yang bersimbah darah dan tangannya yang juga terkena cipratan darah. "Aku.. aku tidak sengaja. Brengsek Sinta, kenapa kamu membawa-bawa pisau?!" teriaknya marah. "Sial!"
Johan mundur hingga menabrak pintu ruangan legal. "Aku harus pergi dari sini. Maafkan aku, Sinta. Aku.. aku tidak bermaksud melukaimu apalagi mem-membunuhmu," kata Johan tergagap. "Aku tidak mau dipenjara. Tidak-tidak. Aku harus pergi."
*****
Ting.
Pintu lift terbuka.
Pak Aaron hendak keluar dari dalam lift sambil bersiul santai. Dan tiba-tiba seseorang menabraknya tepat di pintu lift.
"Hei hati-hati," tegur Pak Aaron sambil menyentuh bahu kanannya yang tertabrak. "Johan?"