"Sekarang giliranku memuaskanmu."
Anjani duduk mengangkang di atas dada Rama sambil mencium bibirnya dengan intens. Diraihnya salah satu tangan Rama yang meraba buah dadanya, lalu dikecupnya dengan lembut. Pemandangan yang manis di mata Rama melihat perlakuan wanita ayu ini, hingga tidak menyadari apa yang dilakukan Anjani berikutnya.
Cklek. Cklek.
"Borgol? Kamu memborgolku?" seru Rama terkejut mendapati kedua tangannya terborgol di kanan kiri ranjang.
"Permainan untuk memuaskanmu akan segera dimulai," bisik Anjani sambil mengeluarkan sebuah pisau dari dalam laci.
"Pisau?! Un-untuk apa kamu memegang pisau? Apa.. apa kamu ingin membunuhku?" sergah Rama tegang, yang berusaha melepaskan diri dari dua borgol di kanan kiri tubuhnya. Meski tahu usahanya sia-sia, tetapi itu hanyalah naluri untuk membebaskan diri.
"Belum," ucap lembut Anjani yang menghirup udara di sekitar pisau yang dipegangnya.