Dyra menenangkan emosinya yang membara akibat sikap menyebalkan dari laki-laki tampan nan egois, yang baru saja meninggalkan ruang pak tua. Dyra mengingatkan diri sendiri untuk datang menjenguk perjaka tua itu di rumah, setelah pulang kerja nanti.
Cklek. Blam.
Dyra berjalan lambat menuju area kafe. Alisnya naik beberapa senti, ketika mendapati Rama masih betah duduk disana. Namun, wanita yang duduk bersamanya, terlihat berbeda. Sudahlah, itu bukan urusannya. Si Rama mau kencan dengan lima cewek pun juga bukan urusannya.
Dyra berjalan pelan menuju meja di belakang posisi Rama duduk. Meja tempatnya bekerja sepanjang hari, akibat kakinya yang keseleo parah. Mau tidak mau, Dyra harus mencari kegiatan agar tidak jenuh, karena harus duduk dan duduk sepanjang hari.
Saat Dyra hampir mendekati meja dimana Rama duduk, tiba-tiba wanita itu berdiri dan berbalik, hingga bertubrukan dengannya. Tubuh Dyra yang tidak seimbang pun menjadi oleng.