223
Eljovan kembali ke rumahnya setelah seharian berkeliling mencari keberadaan Chiraaz. Dari rumah lama sampai yang terbaru, Eljovan sudah mendatanginya. Tapi Chiraaz tidak ada di sana dan para tetangga juga tidak ada yang tahu.
Ia sangat marah karena Fayaaz juga masih sulit untuk dihubungi. Eljovan semakin yakin, jika pertanyaan Fayaaz waktu itu sebetulnya ditujukan untuk dirinya. Ia sempat kaget karena baru menyadari hal tersebut.
"Gila, si Fayaaz rupanya mempelajari caraku komunikasi. Aku benar-benar terjebak, bagaimana jika dia menyampaikan pada Chiraaz. Astaga!" pekik Eljovan, ia mengusap wajahnya dengan kasar.
Dalam hatinya Eljovan berdoa, semoga saja Fayaaz tidak memberitahukan apa yang dikatakannya pada Chiraaz. Karena mau bagaimanapun, jika itu benar anaknya. Eljovan tidak mau dibenci sebagai ayah, apalagi ia menginginkan buah hati dari rahim Chiraaz yang sudah lama ia inginkan.
__*