Sorot tajam mata Aletha menatap nyalang pada Abian dan wanita yang duduk di bangku. Kelopak matanya bergerak cepat dan memanas, kristal bening mulai berkumpul seperti air bah yang akan tumpah. Namun, karena sadar sedang berada di mana, Aletha mencoba menguasai diri.
"Ini-- ini teman--," kata Abian.
"Teman apa? Teman spesial ya," cibir Aletha tersenyum sinis.
"Jangan berpikir buruk dulu, sayang. Ini dia--, kami tadi tidak sengaja bertemu," bujuk Abian mencoba menjelaskan.
"Chiara, dia ingin kamu dampingi saat berobat. Tapi kamu malah pergi dengan perempuan." Aletha memelankan suaranya meski tetap penuh tekanan dalam nada bicaranya.
"Astaga, sayang. Kamu jangan marah." Abian memegang kedua lengan istrinya.
"Kak, saya Chiraaz, temannya Abian. Mohon maaf, jika saya--." Wanita yang duduk di bangku memperkenalkan diri.
Aletha langsung menoleh dan diam, saat melihat wanita bernama Chiraaz itu kesakitan.
"Dia Chiraaz, teman kerjaku dulu, Aletha," jelas Abian, wajahnya nampak limbung.