Chereads / Actor's Secret Wife / Chapter 3 - Apartemen Achila

Chapter 3 - Apartemen Achila

***

Sesampainya di Apartemen Achila, Bastian beberapa kali memandangi interior Apartemen milik Achila. Bastian bahkan bisa melihat, ada foto Achila semasa kecil.

Apartemen Achila ini walaupun terlihat kecil dan harganya murah, tetapi Bastian bisa merasakan kehangatan di dalam apartemen Achila. Lamunan Bastian pun terputus karena indra pendengaran dia  mendengar suara Achila.

"Mas Tian belajaannya taruh sini aja!"

Achila memberitahu agar belanjaan dia ditaruh di meja dapur, dan Bastian pun menuruti perintah Achila.

"Mas Bastian mau Achi bikinin apa? Teh atau kopi?" tanya Achila.

"Kopi aja!"

"Yaudah mending Mas Tian, duduk aja di sofa sana!"

"Iya,"

Tubuh Bastian pun keluar dari pintu dapur menuju ruang tamu, dan duduk di sofa berwarna abu-abu. Tangannya merogoh saku celana dia untuk mencari dimana benda pipih berwarna merah dengan kamera tiga, yang berlogo apel digigit.

Bastian mengirim pesan kepada Arga, memberitahu bahwa dia tadi bertemu wartawan.

Anda

Woy Ga! Bantuin gue dong, gue habis ketemu wartawan nih di cafe. Bantuin gimana caranya gue balik!

Arga Monyet

Si Babi! Tadi gue temenin kagak mau, malah nyuruh gue balik rasain kan lo di kejar wartawan (ketawa jahat).

Anda

Dasar manager kagak berguna! Mau gaji lo gue potong! Cepet bantuin gue gimana caranya balik.

Arga Monyet.

Bawel banget dah lo! Ganggu orang mesra-mesraan sama bini aja. Emang posisi lo sekarang dimana?

Anda

Posisi gue di rumah fans gue, tadi kagak sengaja nabrak dia pas gue lari. Alhasil gue di bantuin sama dia sembunyi di apartemen dia.

Arga Monyet

Udahlah lo di situ dulu, sekalian PDKT sama fans lo. Sapa tau jodoh lo ye kan?

Anda

Gue malu lah anjir, masa cuma kita berdua aja. nanti kalau gue khilaf gimana?

Arga Monyet

Khilaf ya tinggal ke KUA lah rebes!

Anda

Udahlah ngomong sama Monyet kek lu, bikin gue esmosi aja dah KESEL GUE SAMA LO!

Dan ya begitulah kira-kira isi pesan Bastian dan Arga, sungguh Arga patut di berikan julukan Manager kampret memang.

Karena sangking fokusnya Bastian bermain hp, dia sampai tak sadar saat Achila sudah berjalan ke arahnya sembari tangannya membawa nampan. Berisikan minuman dan cemilan.

Achila pun duduk di sofa sebelah Bastian,

"Silahkan di minum Mas Tian minumannya," ucap Achila.

Bastian yang mendengar suara Achila pun, seketika terkejut dan membuat hpnya jatuh ke lantai. Sontak Achila berbaik hati ingin mengambil hp idolanya yang sedang terjatuh, dan memberikannya ke arah Bastian.

"Astaga! Kamu bikin aku terkejut aja, Aku kira siapa," ucap Bastian dengan nada terkejut.

"Hahaha maaf ya Mas. tadi aku ngagetin Mas sampai hpnya jatuh," Achila berucap dengan nada kikuk.

Bastian tersenyum membuat Achila yang melihat senyum idolanya itu hatinya seakan meleleh.

"Senyuman mu Mas, membuat hati adek meleleh seakan mau terbang ke langit!"

-Batin Achila-

Bastian yang melihat fansnya senyam-senyum pun mengerutkan kening nya, tangan dia terulur melambai di depan wajah Achila.

Di rasa fansnya ini belum sadar dari lamunannya, tubuh Bastian bergerak maju tangan pemuda itu mulai mencubit pipi Achila.

Membuat sang pemilik terkejut dan lamunannya pun buyar seketika.

"Astaga! Mas Tian ngangetin aku aja sih!" Kesal Achila.

"Fix nanti gue nggak bakalan cuci muka. Biar sentuhan abang idola masih nempel di muka gue!"

-Batin Achila-

"Lagian kamu juga melamun, emang kamu ngelamunin apa? Ngelamunin aku ya?" tebak Bastian.

"Dih Gr banget jadi orang!"

"Bukan nya Gr! Tapi secara aku ini tampan jadi banyak wanita-wanita melamun dengan objek wajah tampanku ini,"

"Katanya Tampan tapi kok jomblo!" sindir Achila.

"Gimana nggak jomblo akunya, Kalau kamu belum jadi istri aku di masa depan nanti!"

"Halah laki-laki kardus tuh emang sukanya baperin anak orang aja!"

"Tapi aku baperinnya cuma sama kamu aja tuh!"

Achila memutar bola mata jengah, ternyata idola yang selama ini dia puja-puja modelannya kaya gini toh?

Ngeselin nya minta ampun.

"Daripada Mas kebanyakan gombal, mending minum dulu deh takut tenggorokan Mas kering," ucap Achila.

"Aduh! calon istri Mas perhatian banget sih!" goda Bastian.

Pipi Achila bersemu merah mendengar kata 'Calon Istri' yang terlontar di mulut Bastian idola dia.

Dalam hati dia mengaminkan ucapan Bastian.

Bastian yang sudah selesai meminum pun menatap Achila dengan intens, Achila yang di tatap intens oleh sang idola mendadak jadi salting.

"Oh iya kita hampir lupa untuk kenalan, kenalin nama Mas Bastian Albercio M," ucap Bastian sembari mengulurkan tangannya bermaksud mengajak kenalan.

"Udah tau!"

"Kamu kan udah tau nama Mas, tapi Mas belum tau nama kamu?"

Achila menerima uluran tangan Bastian, sembari mulutnya mengucapkan nama dia.

"Nama aku Achila Abreana D. Mas bisa panggil aku Achi,"

"Ternyata nama kamu nggak susah ya! tenang aja besok pas ijab kabul Mas lancar kok nyebutin nama kamu,"

Bastian terkekeh melihat reaksi Achila yang tiba-tiba gugup, bahkan dia juga tak mengerti kenapa dia suka sekali menggoda gadis di depannya ini, padahal mereka saja baru bertemu hari ini.

Karena tak mau percakapan menjadi hening, Bastian pun mencoba mencari topik pembicaraan,

"Oh iya umur kamu berapa Achi?"

"Umur aku 17 tahun Mas,"

Bastian terkejut ternyata gadis di sampingnya ini masih muda,

"Berarti kamu masih sekolah?"

"Iya Mas kenapa?" tanya Achila penasaran.

"Nggak papa sih! Mas cuma lagi mau bikin rencana, enak nya nikahin kamu pas lulus sekolah aja ya," goda Bastian.

Bugh!

Sebuah bantal mendarat di wajah Bastian, Bastian yang di lempari bantal tertawa ngakak melihat reaksi Achila.

"Mas ngeselin banget sih!"

"Kalau Mas nggak ngeselin, pasti kamu nggak bakalan suka sama Mas,"

"Udahlah Mas pulang aja sana! Di sini cuma bikin kesel aku aja," kesal Achila.

Achila mulai beranjak dari duduknya berjalan menuju pintu apartemen dia untuk membuka pintu itu.

Bastian yang melihat itu pun mulai berdiri dari duduknya, berjalan menghampiri Achila yang berdiri di samping pintu.

"Oh jadi ceritanya kamu ngusir aku nih?"

"Bukan nya ngusir! Tapi ini udah sore Mas harus pulang nanti di cariin orang rumah loh!"

"Iya-iya Mas pulang deh! Jangan rindu ya sama Mas,"

Achila mencubit lengan Bastian membuat laki-laki berusia 23 tahun itu, menjerit kesakitan.

"Aduh-duh sakit Achi, tangan Mas kok di cubit sih!"

"Lagian Mas ngeselin sih!"

Tangan Bastian mengacak-acak puncak kepala Achila. Membuat rambut gadis itu berantakan.

Sebelum mendapat ceramah dari Achila, Bastian terlebih dahulu keluar.

Achila yang melihat tubuh Bastian keluar pun segera menutup pintu apartemennya.

Dia masih berdiri di depan pintu sembari memegangi dadanya. Karena ulah sang idola yang membuat jantung dia berdebar-debar.

Belum lima menit dia menutup pintu, dirinya dikejutkan dengan ketukan pintu.

Dia pun segera membuka pintu, alisnya berkerut kala Bastian kembali lagi.

"Loh Mas kok balik lagi?"

Bastian bukannya menjawab pertanyaan, dia malah masuk lagi ke apartemen Achila.

"Mas nggak jadi pulang soalnya di bagian resepsionis ada wartawan. Kayaknya mereka tau Mas disini deh tapi nggak tau kamar bagian mana," ucap Bastian dengan nafas tersengal-sengal.

Achila yang kasihan melihat idolanya tak bisa pulang pun, sedih melihatnya.

"Yaudah Mas nginep di sini aja deh!"

Bastian menatap wajah Ratna dengan raut wajah terkejut, membuat Achila yang merasa di tatap oleh Bastian pun menoleh.

"Kenapa?"

"Emang kamu nggak papa Mas nginep di sini, kamu nggak takut nanti Mas apa-apain?" tanya Bastian.

Sontak mendengar pertanyaan Bastian. Achila pun tertawa,

"Ya ampun Mas! Aku percaya kok kalau Mas itu baik, nggak neko-neko. Kalau Mas apa-apain aku pasti nanti Mas viral,"

"Makasih ya Achi, kamu udah ngizinin Mas nginep di sini. Janji deh besok pagi Mas udah pulang,"

"Hahaha iya Mas santai aja, yaudah yuk kita ke ruang tamu curhat-curhat lagi,"

"Ayo!"

***