Setelah menyelesaikan tugas nya, Alzyas berjalan seorang diri menuju kantin namun ada hal yang menarik perhatian nya, beberapa siswa sedang melukis di ruang aula.
" Hei..... Lo Alzyas kan anak baru di kelas XI IPA1 ? " tanya seorang siswa yang bernama Pangestu di lihat dari nametag seragam sekolah nya.
" iya.... "
" kenalin, gue Pangestu... gue ketua tim seni di sekolah ini "
Alzyas hanya tersenyum, lalu kembali memandang para siswa yang sedang belajar melukis dan ada satu lukisan yang mencuri perhatian nya
" gue boleh masuk? " tanya Alzyas
" tentu, siapa aja boleh masuk kesini ke ruangan ini " ujar Pangestu
Alzyas pun melangkah kan kakinya masuk keruang aula dan langsung menuju satu lukisan yang sudah selesai dan terpajang di sana. Alzyas tersenyum hangat melihat lukisan yang bertemakan pesisir pantai, Alzyas kembali mengingat kebersamaan dirinya bersama kedua orang tuanya.
Namun seketika senyum hangat itu hilang, saat Alzyas melihat Milly yang juga berada di sana, Pangestu pun menghampiri Alzyas yang diam dengan seribu bahasa.
" Lo kenapa? "
Alzyas tersadar dari lamunannya, dan beberapa siswa yang sedang melukis juga ikut menatap Alzyas termasuk Milly.
" kak Alzyas..... " Milly tersenyum lalu menghampiri Alzyas.
" Alzyas kakak Lo? " tanya Pangestu, Tubuh Milly menegang dan dengan ragu-ragu dirinya menatap wajah dingin Alzyas.
Tanpa menghiraukan mereka berdua, Alzyas dengan cepat berjalan keluar, dan dengan tertatih Milly mengejar Alzyas.
" kak Alzyas tunggu..... "
Alzyas mempercepat langkahnya, namun tak membuat Milly berhenti mengejar nya
" kak Alzyas tunggu " Milly berhasil meraih pergelangan tangan Alzyas
" don't touch me " dengan cepat Alzyas menepis tangan Milly membuat Milly mundur beberapa langkah.
" kenapa sih kak, Lo selalu bersikap dingin sama gue? emang salah kalo gue manggil Lo kakak? dan apa salah gue bilang kalo kita itu saudaraan? "
" I'm not your sister " tunjuk Alzyas dengan tegas " dan Lo tau itu!!! " ujar Alzyas dengan tegas
" Tapi kak " Milly langsung menunduk saat mendapat kan tatapan tak bersahabat dari Alzyas
Mata Milly memerah bahkan sudah berkaca-kaca, tak ingin menunggu lama lagi, dengan cepat Alzyas meninggalkan Milly tanpa menoleh kebelakang.
BUGH
" Lo kalo jalan emang suka nabrak-nabrak ya? "
Bola mata Alzyas membulat saat tak sengaja bertabrakan dengan laki-laki yang sangat ingin dia jauhi. Saat hendak pergi pergelangan tangan Alzyas di tahan oleh laki-laki itu.
" Lo belom bilang terimakasih dan maaf ke gue " ucap laki-laki itu
" what? " Alzyas mengerutkan dahinya
" ya, yang pertama Lo belom bilang terima kasih sama gue, karena kemaren gue udah nolongin Lo supaya nggak ketiban bola basket, dan yang kedua Lo belom bilang maaf karena Lo udah nabrak gue, untung hp gue nggak jatuh dan nggak rusak, kalo nggak Lo harus ganti hp gue kayak Lo ganti hp Malika kemaren " ucap laki-laki itu lagi
Alzyas tersenyum sinis pada laki-laki itu lalu berpangku tangan.
" yang pertama, gue nggak minta bantuan sama Lo jadi untuk apa gue bilang makasih sama Lo dan yang kedua bukan salah gue nabrak Lo, karena Lo main hp sambil jalan, Lo pikir di sekolah ini yang punya hp cuma Lo dan Malika doang " jawab Alzyas dengan sengit, lalu berlenggak pergi tanpa menunggu jawaban laki-laki itu lagi.
" apes banget sih gue sekolah disini " gerutu Alzyas dengan mempercepat langkahnya menuju kantin.
*********
Raka meletakkan bunga lili di atas pusaran terakhir Kirana kemudian menyiramkan air ke batu nisan yang bertuliskan nama Kirana.
" aku datang Kirana " Raka mengusap batu nisan itu
" maafkan untuk semua kesalahan yang pernah aku perbuat dan terimakasih karena kamu sudah membesar kan Alzyas dengan penuh cinta dan kasih sayang. Sejak kepergian kamu, Alzyas begitu sangat membenciku dan Emely karena baginya kami lah penyebab kematian kamu " Raka menghela nafas panjang
Dengan bergelinangan air mata Raka terbayang akan senyum manis Alzyas kecil yang selalu menyambut nya saat pulang dari berkerja, dengan keceriaan dan juga kebahagiaan, Raka juga selalu mengajak nya jalan-jalan di setiap liburan sekolah tapi sekarang hanya sikap dingin dan kebencian yang di tunjukkan oleh Alzyas pada dirinya tapi bukan hanya dia melainkan Emely dan juga Milly.
Raka sangat merindukan Alzyas nya, rindu akan senyum hangat Alzyas, rindu akan keceriaan Alzyas, dan rindu akan kebahagiaan Alzyas saat dirinya pulang dari berkerja. Usapan lembut di pundak nya membuat Raka terkejut lalu menatap wanita yang saat ini juga duduk di sebelahnya dan menghapus air matanya.
" kita sama-sama berusaha dan berjuang untuk mendapatkan senyuman, keceriaan, dan kebahagiaan Alzyas kembali walaupun itu nggak mudah " ujar wanita itu, Raka tersenyum lalu merangkul wanita di sebelahnya.
Raka sengaja pulang lebih awal dari kantor karena ingin mengajak Emely ke Bandung untuk berziarah kemakam Kirana, karena walau bagaimanapun Kirana juga orang yang pernah ada di hidupnya.
***********
Alzyas sudah berada di kantin bersama Narina, Shasa dan juga Joko, sedang kan Sammy sedang latihan basket untuk turnamen antar sekolah bulan depan.
" jadi Sammy anggota tim basket juga ya? " tanya Alzyas di sela-sela makannya
" bener banget, keren kan " Narina memainkan kedua alisnya naik turun
" idih, kenapa alis Lo kutuan? naik turun gitu " celetuk Joko
" diem Lo monyet " sahut Narina
" kalo gue monyet, bearti Lo ratu monyet " balas Joko yang tak ingin kalah
Baru saja hendak menjawab perkataan Joko, dengan cepat Shasa menahan Narina karena kalau di biarkan tidak akan ada kesudahan perdebatan mereka. Meskipun Narina dan Joko saling melempar hujatan mereka tetap bersahabat baik bahkan tak jarang mereka juga selalu saling membela jika di antara salah satu dari mereka terkena masalah dan itu juga yang membuat Alzyas nyaman berteman dengan mereka.
Dari arah kejauhan ada tiga siswa yang memandang ke arah Alzyas dan teman-teman nya dengan tatapan sinis dan penuh kebencian.
" sumpah gue benci banget sama tu anak baru " gerutu Malika
" emang kenapa, dia buat masalah sama Lo? " tanya Rani
" kemaren dia nabrak gue, dan buat hp gue rusak "
" Ha? hp mahal Lo rusak ya ampun sayang banget, gue aja sampe sekarang belom ke beli " ujar Mega
" lah terus ni hp punya siapa? " Rani menunjuk ponsel yang terletak di atas meja
" ya gue beli baru lagi lah " ujar Malika dengan sombong, kedua temannya tidak tahu bahwa dalam lima menit Alzyas sudah mengganti rugi ponsel Malika
" tapi anak baru itu cakep tauuuuuu, liat aja mukanya putih mulus gitu kayak bule, hidung nya mancung, alis matanya tebal, bulu matanya tebal dan lentik rambut nya panjang bergelombang apa lagi gigi kelincinya itu aduhhhh bikin gue gemes... cocok untuk gabung sama tim cheerleader kita " celetuk Mega yang memandang Alzyas dengan penuh kekaguman
Malika dan Rani menatap Mega penuh permusuhan membuat Mega terdiam
" Lo apaan sih, malah muji lawan... didepan Malika pula... " tegur Rani
" sorry, gue kan cuma ngomong apa adanya " cicit Mega
" diem Lo!!!!!! kalo nggak tu bibir gue jahit " bentak Malika membuat Mega langsung membekap mulutnya sendiri.
Malika melihat Alzyas dari kejauhan beranjak dari kursinya lalu menuju kedai, Malika tersenyum sinis lalu ikut beranjak dari kursinya.
" mau kemana Lo? " Rani menahan Malika
" gue mau ngasih anak baru itu pelajaran, supaya dia tahu siapa Malika, dan buat dia nggak berani ngelawan gue lagi " ujar Malika dengan sombong
" makasih ya Buk " ucap Alzyas setelah menerima jus buah naga di tangan nya, Alzyas sedikit terkejut saat Malika menghadang nya secara tiba-tiba.
Semua siswa yang ada di kantin melihat pertemuan antar Malika dan Alzyas dan menciptakan hawa panas di sekeliling mereka
" mau ngapain sih tu badut Ancol " celetuk Joko
" wah nggak bisa di diemin ni " balas Narina
" kayaknya bakal ada perang ni " sambung Shasa
" mau kemana Lo? " Joko menahan tangan Narina
" mau liat mereka lah, takut nantinya Malika bikin kekacauan "
" udah duduk aja, kita liat aja dulu apa yang bakalan terjadi, kalo Malika main fisik baru kita bantuan " ujar Joko
" bantuin dodol!!!! " geram Narina
" nah itu maksud gue " Joko dan Narina pun hanya melihat dari kejauhan.
" hai " Alzyas mengerenyitkan dahinya karena Malika menyapanya
" ada apa " tanya Alzyas yang tak ingin berbasa-basi
" gue Malika "
" terus? " Alzyas tersenyum sinis
Malika, merebut jus yang ada di tangan Alzyas dengan paksa
" balikin jus gue " Alzyas mengulurkan tangannya
" jus Lo? catet ya di otak Lo, apapun yang ada di tangan gue bearti itu sudah jadi milik gue.... termasuk jus ini " ucap Malika dengan santai, lalu tanpa aba-aba Malika menyiramkan jus itu keseragaman sekolah Alzyas.
" Lo apaan sih, norak..... kampungan tau nggak " bentak Alzyas membuat mereka yang ada di kantin terkejut bahkan Milly dan kedua temannya spontan menghentikan makan mereka
" eh badut Ancol, Lo apa-apaan sih " Narina, Shasa dan Joko langsung menghampiri Alzyas
" gue hanya menyapa teman kalian ini, dan kasih tau siapa itu Malika supaya dia tahu diri " Malika berpangku tangan
" dasar dedemit Lo " Narina menghujani Malika dengan hujatan
" eh Narina nggak usah ikut campur Lo " Rani dan Mega mendorong Narina dan juga Shasa
Terjadilah pertengkaran antara mereka sedangkan Joko hanya berdiam diri karena bingung harus melakukan apa, kemudian Joko berlari mencari seseorang
" Aditya.... Sammy... " pekik Joko
Spontan pekikan yang nyaring itu, membuat kedua laki-laki itu mengehentikan aktivitas mereka yang sedang berlatih basket.
" Malika and the gank lagi berantem di kantin "
pekik Joko
Sontak itu membuat kedua laki-laki itu berlari ke kantin diiringi oleh Joko di belakang mereka.
Sesampainya mereka di kantin, terlihat enam orang wanita sedang baku hantam satu sama lain.