Seorang wanita bergaun putih panjang dengan perutnya yang terlihat membuncit mengingat usia kehamilannya yang memasuki enam bulan, angin laut menyentuh wajahnya putihnya yang mulus. tangan besar yang tidak melepaskan pelukannya memberikan kenyamanan untuknya seakan dunia milik mereka berdua.
"Kamu memikirkan siapa?" tanya Arion, mendapati wajah Harini yang terlihat tidak bahagia walau bersamanya.
"Tidak ada,"
"Kalau tidak ada, kenapa wajahmu mengatakan hal lain?" Arion membalikkan tubuh Harini menghadap kearahnya.
"Aku hanya mengingat bagaimana perjuangan hidup kita, kamu tahu sejak kecil aku selalu di sayang sama Mama dan ayah, tentunya kamu. ujian pertama umah aku alami saat aku di culik sampai aku dewasa dan kembali bertemu denganmu tapi sayangnya hubungan kita tidak semulus jalan tol, walau pada akhirnya kebahagiaan benar-benar kita rasakan."
