Vivian
"Aku tahu kamu selingkuh! Akui!" Ibu melemparkan vas ke seberang ruangan ke arah Ayah, yang tidak cukup cepat merunduk, dan vas itu mengenai bahunya sebelum jatuh ke lantai keramik, pecah berkeping-keping. "Aku membenci mu!" dia berteriak dengan air mata mengalir di pipinya. Dia berbalik, matanya yang dirasuki kemarahan mencari benda lain untuk dilempar. Ayahku menggunakan momen itu sebagai kesempatan untuk memeluk tubuh mungilnya yang rapuh dari belakang. Dia menendang dan berteriak, mencoba melepaskan diri dari cengkeramannya, tapi dia lebih kuat. "Lepaskanku! Aku akan membunuh kamu! Kau benar-benar pembohong sialan!"
