"Aku tidak tahu harus melakukan apa," ujarnya membuka percakapan setelah keheningan lumayan panjang melingkupi keduanya.
"Soal apa?" sahut Faiz masih menatap ke arah buku bacaannya.
"Aku mengungkapkannya—" Helaan napas berat keluar dari mulut Felix. Faiz meliriknya sedikit sebab ucapan Felix masih menggantung.
"Aku bilang pada Kai, bahwa aku menyukainya sejak lama, bukan sebagai teman tapi laki-laki kepada wanita," ujarnya menyambung perkataan yang belum usai barusan.
Kali ini Faiz tak bisa fokus lagi, padahal ia tipe orang yang bisa membaca sambil mengobrol dengan orang lain tanpa hilang fokus.
Terkejut sudah pasti, sebab ia tak menyangka kalau Felix bisa seberani itu. Jadi ia pun segera mengubah sikap duduknya, menutup buku tadi dan mengarahkan pandangannya ke arah Felix.
Ia berusaha mengatur ekspresi wajahnya.
"Apa tanggapannya?"