Kalau tidak salah di sinilah tempat Irina bekerja. Ia menjentikkan tangannya, oh ia lupa, maksudnya inilah kafe milik Irina.
Monik memberinya alamatnya, pria itu sejak awal sudah mencuri perhatian para gadis pengunjung di sana.
Iya tersenyum ke arah mereka.
Meski ini adalah pertama kalinya ia bertemu dengan Irina, ia bisa menyadari gadis itu dalam sekali lihat.
"Dia lebih cantik daripada di foto," gumamnya.
Ketika itu ia sadar, sebenarnya ada yang berbeda, ia sudah mengencani banyak gadis, namun rasanya baru kali ini melihat gadis yang berbeda.
Irina tengah melayani beberapa pembeli, ia bertugas mencatat menu makanan yang akan dipesan. Tak ingin melewatkan kesempatan ini, pria tadi langsung duduk di salah satu meja, dekat jendela, kesan pertamanya saat masuk ke kafe adalah tempat ini lumayan, terasa nyaman dan dari berbagai sudut pandang ia bisa melihat ada sesuatu yang lain.
