"Akhirnya mereka pergi juga," ujarnya senang ketika melihat orang-orang pergi, ia seakan sedang menunggu acara kartun di pagi hari yang biasa tayang di layar kaca pada hari Minggu, tentunya yang baru saja berbicara begitu adalah Ana, terdengar seperti gumaman, tapi karena Faiz berada di jarak yang cukup dekat dengannya, ia bisa mendengar suara gadis itu dengan baik.
Sepertinya Ana tak lagi bisa menahan rasa jengkelnya.
"Seharusnya aku menjaga wibawaku," gumam Ana sadar Faiz kini menengok ke arahnya karena merasa sedikit malu.
"Tak apa, aku juga senang mereka pergi," sahut Faiz berlalu pergi ke ruangannya, Ana mengerjap beberapa kali, yang benar saja, apakah itu beneran Faiz yang barusan berbicara. Sejak kapan Ia jadi blak-blakan seperti itu.
Sungguh tak seperti biasanya. Apakah mungkin kepalanya terbentur sesuatu yang lain, bukan kekuatan, mungkin yang lain.
Ketika sampai di dalam ruangan, ia langsung berjalan ke arah teman yang paling nyaman.