"Hah, pedas," ujar Kevin sambil kipas-kipas. Rasanya air es pun yang ia minum kemudian masih kesulitan untuk meredakan pedasnya, hanya membuat dingin tenggorokan sebentar saja.
Kevin terus-terusan saja melihat ke arah ponselnya ketika berada di kantin, ia berusaha untuk menghubungi Nadin, karena sudah lama mereka tak makan bersama, tapi chatnya hanya centang dua tanpa dibaca sama sekali, dia juga sudah sedari tadi berada di sana, yang artinya Nadin belum datang juga, ia pikir apakah gadis itu tidak makan siang. Aneh sekali.
Lagipula kemarin malam ia juga sudah mengatakannya. Tapi malah ke perpustakaan.
Kalau pun tak bisa datang kan harusnya bilang bukan menghilang.
Ia kemudian menyomot pentol baksonya dengan santai, walau masih nampak kepedasan, makanan pedas memang seperti itu, bukannya berhenti ketika makan, tapi malah lanjut terus, ia sudah habis setengahnya malah, padahal ia ingin menunggu pacarnya itu sebelum makan, tapi nyatanya malah jadi makan banyak.