Gadis itu masuk ke ke perusahaan dan mendapati banyak orang di sana, ia sedikit gugup, namun begitu tahu ada banyak teman di sana, ia pun akhirnya berusaha untuk terlihat lebih santai lagi.
Dalam beberapa hal ia berpikir tak ada yang perlu ditakuti sama-sama makan nasi pula. Kecuali kalau dia makan orang, baru boleh takut dan kabur sebelum jadi korban selanjutnya.
Lagipula gadis itu pandai beladiri pula.
Ia menatap tulisan bergerak di atas pintu, benar ini tempatnya, jadi sebelum itu suara tidak asing terdengar di telinganya. Ia langsung menoleh saat itu juga.
***
"Kau sungguh tidak ingin makan siang bersama?"
tumpukan berkas itu seakan tak ada habisnya di meja Faiz. Ada Ana tengah berdiri dengan melipat tangannya di dada, memandang ke arah Faiz yang sama sekali tak terlihay6 t tertarik dengan apa yang dikatakan Ana.
"Tidak."
