Beberapa saat kemudian, Asyifah menggerakkan anggota tubuhnya dan perlahan membuka mata. Yang pertana kali ia lihat adalah Rangga dengan tampang khawatirnya.
Asyifah terdiam menatap Rangga. Sudah dipastikan jika Rangga ada disini semuanya sudah terbongkar. Asyifah tersenyum tipis.
"Kenapa gak sekolah?" tanya Asyifah dengan suara lemah. "Kalo lo ada disini, lo udah tau semuanya kan? Maaf ya." Sambung Asyifah.
Rangga masih diam. Tatapannya sulit diartikan.
"Kenapa gak bilang kalau lo sakit?"
"Gak mau lo khawatir." Jawaban yang sudah bisa ditebak oleh Rangga.
"Pasti ada alasan lain kan?"
"Mungkin." Balas Asyifah tidak yakin. "Lo mau marah kan?" tebak Asyifah.
"Iya. Tapi gak sekarang, lo harus sembuh dulu baru gue marahin. Jadi lo harus sembuh biar gue bisa marahin." Balas Rangga sedikit kesal. Tatapannya masih sulit untuk diartikan.
Asyifah tersenyum. Ia menyentuh punggung tangan Rangga. "Gue nggak pa-pa, Ga."