"Oliv."
Gadis di sampingnya menoleh. "Saya harus temui Eiryl."
"Di mana?"
Alga menunjukkan layar ponselnya pada Olivia dan gadis itu pun segera memutar balik kemudinya. Tangan Alga meremas-remas ponselnya. Rasa resah terus berdentuman di dalam bilik jantungnya. "Shit!" rutuknya.
"Keep calm, Bro. Everything will be fine."
Alga menghela napasnya dengan kasar. Lalu memejamkan matanya rapat-rapat.
"Are you okay?" tanya Olivia tatkala melihat napas Alga semakin memburu.
Jelas Alga menggeleng tegas. "No. I can't meet her," jujurnya.
"Kenapa? Bukannya dia lagi butuh lo?"
"Shit."
"Lo harus tenang, Ga."
Iya. Ia harus tenang. Tapi sialnya, jantungnya semakin tidak keruan.
Bukan karena dirinya yang tidak siap untuk bertemu dengan Eiryl, melainkan ada sesuatu yang semakin memanggil-manggilnya dalam ketakutan. Gadis itu tengah ketakutan.
Ponselnya kembali berdering. Alga segera mengangkatnya.
"Ga." Suara gemetar itu kembali menusuk gendang telinganya.