Senja, nampak redup dengan cahayanya
yang kemerahan. Menemani debar jantung yang terdengar risau. Wajah pucat Alga belum teralihkan dari matahari di depannya.
"Lihat matahari langsung dengan mata telanjang bikin mata rusak, Iho, Ga" Itu suara gadisnya yang sedang menyandarkan punggungnya di tembok pembatas rooftop. Sedangkan Alga dengan tanpa rasa takut duduk santai di atas tembok pembatas.
Alga menoleh ke arah Eiryl. Menatap pemandangan yang menurutnya paling
indah dari apapun, termasuk dari senja di
depannya. Lalu ia merebahkan tubuhnya di dekat Eiryl. Satu hal, ia merasakan kedamaian yang belum pernah ia rasakan.
Tangan Eiryl meraba wajahnya dengan lembut. "Ga" panggilnya hangat.
"lya."
"Aku takut papa sama mama nggak pernah setuju sama kita."
"Aku lebih takut kamu menghilang."
"Jadi kamu nggak takut kalo papa sama mama menolak kamu?"
Alga tersenyum. "Punya hak apa mereka atas perasaanku, Li?" Lalu bangkit dan membawa Eiryl menjauh dari tepi rooftop.