lCintia terus menggigit bibirnya sambil berbaring dalam posisi miring dan memeluk guling kesayangannya. Wanita itu terus berharap hingga Adiyaksa membalas pesannya. Sayangnya, meski dia sudah menunggu hingga setengah jam lamanya, Adiyaksa tidak kunjung membalas pesan singkatnya. Cintia mencebikkan bibirnya lalu menghela napasnya begitu berat.
"Masa iya dia tidur lagi?"
"Segitunya banget sih!" lanjut Cintia lalu melemparkan ponselnya ke atas nakas.
Jujur saja Cintia merasa menjadi seorang gadis remaja yang sedang jatuh cinta. Hanya ingin melakukan aktivitas bersama kekasihnya saja. Tapi lucunya adalah Cintia bukan lagi gadis remaja yang pantas untuk tersenyum-senyum sendiri demi menunggu pesan kekasihnya. Tapi Cintia sendiri juga tidak bisa berbohong bahwa dia sudah jatuh sejatuh-jatuhnya pada Adiyaksa.
Jadi sekarang Cintia pun paham, kenapa dia bisa merasakan kecewa saat sikap Adiyaksa mendadak berubah. Apalagi mereka akan segera menikah.