Adiyaksa terkejut melihat calon istrinya yang berada dalam pelukan ibunya. Laki-laki itu melangkah masuk dengan raut cemas yang begitu kentara. Hanya saja Adiyaksa berkata dengan suara lirih agar tak membuat Cintia terkejut. Apalagi wajah Cintia masih begitu gelisah dan Adiyaksa tidak ingin kondisi Cintia semakin parah.
"Tia," panggil Adiyaksa pelan.
Cintia masih tidak memberikan respon, hanya Anita yang menoleh ke arah Adiyaksa dan memberikan penjelasan mengenai apa yang terjadi pada Cintia. Setelahnya, Adiyaksa hanya mengangguk paham dan ikut mengusap punggung Cintia yang sedang duduk di dekat sang ibu.
"Gak apa-apa, kan udah gak banyak petir lagi, tidur aja yuk." Cintia perlahan melepas pelukannya pada sang ibu lalu menatap Adiyaksa.