Cintia menatap Galih dengan senyum tipisnya. Wanita itu menyetujui ucapan Galih. Tapi yang dipikirkan Cintia juga bukan hanya dirinya yang harus istirahat, tapi karyawannya yang harus tetap berjalan kehidupannya. Sebagai seorang pemilik Cintia juga tidak bisa hanya diam saat bisnisnya menurun, karena karyawannya juga perlu menghidupi keluarganya juga.
Tapi keinginan untuk selalu berada pada posisi atas juga rasanya tidak pantas, apalagi banyak diluar sana yang baru merintis kafe. Baiklah, Cintia akan menganggap dirinya sedang berbaik hati, tapi setelahnya Cintia akan berusaha memperbaiki kualitas kafenya agar kehidupan karyawannya juga semakin lebih baik lagi.
"Iya, terimakasih ya Galih, semuanya terimakasih ya atas dukungannya juga kerjasama kalian. Sekarang kita sama-sama ya buat kafe ini rame lagi, pelayanannya jangan lupa ya, senyum dan ramah jangan lupa."
"Siap ibu bos," jawab karyawan Cintia serentak. Setelahnya Cintia pamit untuk kembali ke ruangannya bersama Adiyaksa.