"Ada vape di balkon, dan saat Adi nge-vape itu artinya dia cukup stres dan cukup pusing untuk memikirkan masalahnya."
"Mas pulang dulu, kamu rawat Adi yang bener ya, cepet baikan juga." Bagas melangkah oegris setelah menjatuhkan kecupan singkat pada pelipis Cintia.
Mendengar suara pintu yang tertutup, Cintia mulai berdiri dan membawa makanan untuk Adiyaksa. Cintia juga belum memikirkan cara yang tepat untuk menjelaskannya pada Adaksa, apalagi kondisi Adiyaksa belum memungkinkan. Cintia juga masih memiliki perasaan untuk tidak menambah sakit pada orang yang sudah sakit.
Cintia masuk ke dalam kamar dan meletakkan natman ke atas nakas. Wanita itu duduk disisi tempat tidur lalu membangunkan Adiyaksa dengan perlahan. Cintia menepuk lengan Adiyaksa hingga laki-laki itu perlahan membuka matanya.
"Makan dulu," ucap Cintia sambil melihat mata Adiyaksa yang berkedip beberapa kali.
"Gak enak mulutnya, pahit banget, tapi mas laper,"" jawab Adiyaksa lirih.