Tubuh itu menegang, sangat mengenali suara siapa yang berada di balik punggungnya. Hanya saja, Erik dengan cepat menguasai dirinya dan melanjutkan langkahnya, mengabaikan cekalan tangan Javier. Erik bahkan menyentak tangan Javer dengan kasar tanpa membalikkan tubuhnya. Erik berjalan menjauh dengan langkah lebarnya dengan Javier yang ikut menyusulnya, membuat beberapa pasang mata menatap keduanya dengan pandangan protes karena suara berisik langkah keduanya.
"Rik, tolong dengerin gue dulu, tolong jangan egois dengan ngilang gitu aja!"
"Egois apa maksud lo?" Erik dengan cepat menatap lawan bicaranya tajam. Lelaki itu merasa tak terima dengan ucapan Javier yang nyatanya membuat egonya tersakiti. Erik yang merasa sakit hati dengan takdirnya sendiri pun ikut menatap Javier dengan pandangan marah.