"S-selamat siang tante." Gia mencoba menunjukkan senyum paling manisnya untuk Cintia. Meski jantungnya terus bertahan dengan kerasnya, gadis itu terus mencoba untuk mengatur raut mukanya. Terlebih tatapan sinis yang diberikan Cintia sedikit membuatnya ragu.
"S-saya Gi-"
"Tahu! Saya tahu siapa kamu, dan kepentingan kamu kenapa kesini? Kalau memang kamu ingin disini, biar saya yang masuk ke dalam."
"tunggu! Saya cuma mau ambil titipan tante untuk javier saja tante." Cintia yang baru saja membalikkan tubuhnya yang akan pergi meninggalkan Gia itu terhenti. Wanita itu mengerutkan dahinya saat sang anak masih saja berhubungan dengan Gia.
Cintia sendiri masih ingat dengan jelas bagaimana Gia bermain-main dengan keluarganya, dan itu pula yang membuat Cintia masih menyimpan rasa kesal untuk gadis yang sangat ceria siang itu. Meski dengan rasa malas, Cintia mencoba membalas tatapan Gia. "Kita duduk disana dulu."