Javier bergegas pergi sata ponselnya berdering, laki-laki itu berlari menuju lorong yang cukup jauh dari ruang rawat papa Gia. Javier yang sebelumnya mencari tahu permasalahan Gia pun akhirnya memilih untuk mengurungkan niatnya saat melihat Erik yang sedang memeluk gia dengan sangat hati-hati.
Javier muak dengan pemandangan yang abrus saja ia lihat, tapi tak ada jalan lain selain melihat dari kejauhan, karena tidak akan lucu jika dia tiba-tiba masuk dan membuat pasangan itu melepas pelukannya. Javier juga masih memiliki rasa gengsi untuk menunjukkan rasa penasarannya, pikirnya.
Melihat lorong yang hanya ada beberapa orang saja, Javier segera mengangkat panggilan dari sang papa. Jujur saja perasaannya sudah tidak enak, katkut apa yang baru saja ia temukan justru ditemukan juga oleh papanya.
"Dimana? Pulang! Ada yang mau appa bicarakan!" Javier tak bereaksi apapun. Laki-laki itu mengatupkan bibirnya rapat-rapat sambil menahan diri untuk tidak memukul tembok yang ada di sampingnya.