"Pergi pagi lalu pulang amalm. MAma mau pergis ma siapa? Selingkuhan amma atau ayng ain lagi?" Renata yang ebrdiri diambang pintu pun segera melagkah emnuju Gia sna mlaynagkna tanagnnay ke arah snag ank untuk embeirkan tamaran ekras. Sedangkan Gia snediir memnag snegaja untuk dtiak emnmhhidnar, lebih etpatnya tdiak emeliki ekspektasi abhwa mamanya akna membrikna tamparan ada dirinya.
Gadi itu abhkan hanya kbsia mnetap ananr snga amma, snagat tdiak eprcaya dnegna apa yanga brus ja dia raskaan. Alih-laih emnangsi atau marah, Gia jsutru terkekeh dan kemabli berdiri dnegan tegak di ahdapan snag amma. "Puas Ma? kan udah tampar aku."
Gia semakin gamblang enatap Renata dnegan tatapan eprmsuuhan, gadis itu sma skelia jtak epduli dnegan kesopanan yang dulu diajrakna eolh ekdua ornagtuanya, aplagi rasa bersalah akrea sudha berkata kasra dnegan mamankya sneidir.