Gia hanya bisa berdiri di depan cermin sambil menggigit bibir bawahnya. Tangan gadis itu bahkan masih mengusap liontin dari kalung yang eknakan. Masih merasa tak percaya dengan apa yang dia dapat, pasalnya semua yang ia inginkan terasa mudah. Hanya dalam kedipan mata, Erik berada di dekatnya, bahkan Gia yakin tak akan sulit untuk membuat Erik semakin jatuh untuk dirinya. Tapi … akan jadi masalah bila Javier masih tak menunjukkan respon apapun.
Gia menggembungkan kedua pipinya sambil mendudukan diri di depan meja riasnya. Gadis itu hanya bisa menyangga kepalanya dengan sebelah tangan, sambil terus memikirkan kelanjutan seperti apa yang akan ia terima jika masih berdekatan dengan Erik.
"Kalau Erik bisa anggap aku spesial, ati kenapa Javier agk sia? Bukannya mereka dari latar belakang keluarga yang sama?"
"Apa karena masalah papa yang minta aku … Apa aku harus auin sesuatu sama keluarga Javier biar Javier mau dekat sama aku," gumam Gia dengan jemari yang sibuk mengetuk meja.