Derap langkah yang bersahutan membuat Adiyaksa menoleh ke asal suara. Berbeda dengan raut muka Cintia dan Javier yang nampak datar, raut muka Adiyaksa justru jauh lebih tenang dari sebelumnya. Terlebih Adimas yang tengah menunggu di luar ruangan, semakin membuat suasana tak nyaman kembali tercipta.
Melihat keanehan yang terjadi, Cintia pun mulai melangkah dengan tergesa, wanita itu mendekati suaminya yang sedang berdiri berseberangan dengan Adimas.
Tanpa suara, hanya dengan isyarat mata serta kedua alis yang tersangkut. Adiyaksa yang melihat pun akhirnya hanya bisa menghela napasnya kasar sambil kembali menatap ke arah dinding kaca. Cintia ikut berbalik dan melihat dengan benar, bagaimana para dokter dan suster itu melakukan tindakan. Bisa Cintia lihat, ada beberapa suster yang sedang menampung sisa muntahan dari Gia Menggunakan satu wadah berbahan stainless steel. Belum lagi dokter yang terus memeriksa saturasi oksigen dan denyut nadi Gia.
