Gia hanya menunduk dan menggenggam kain satin itu dengan erat. Pasalnya pakaian yang Javier lemparkan ke arahnya adalah pakaian yang sangat pendek, bahkan Gia bertaruh nyaris seluruh kulitnya akan terlihat saat ia memakai pakaian ini. Jemari yang menggenggam erat itu semakin lama suatu semakin gemetar.
"Jav… Jangan ya… Gak mau," lirihnya.
Javier menarik lengan Gia akan mengikuti perintahnya, menarik lengan gadis itu memasuki kamar dan menatap tajam Gia yang sekarang jauh dari kata baik. "Pakai atau ancaman gue akan segera terlaksana," ancamnya dengan santai.
Melihat Gia yang terdiam, Javier kembali mendorong pelan bahu Gia lalu menutup pintu itu rapat, menguncinya dari luar llau berjalan menuju sofa yang ada di hadapannya. Javier sama sekali tak memedulikan gedoran dan teriak yang dilakukan oleh Gia. Karena Javier justru menatap lurus ke arah layar televisi yang berada di hadapannya.