Gabriel semakin menatap geram ke arah Daniel. Dia memang cukup tahu daniel seperti apa, tapi apa yang dia dapatkan dari asistennya menangani siapa Daniel, justru jauh berbeda.Gabriel tika tahu kalau Daniel kan seberani itu menjawabnya.
"Seperti inikah attitude seorang dosen? Saya tidak menyangka kalau kamu bisa menantang saya. Seharusnya kamu malu karena sudah endchat anak gadis saya. Usia kalian jauh berbeda dan kamu berani mendekatinya?! Ini gila!"
"Jauhi putriku!" cerca Gabriel keras.
Tidak ada lagi raut menahan kesal dari laki-laki itu, katern gABRIEL SUDAH MELUAPKAN KEKESALANNYA PADA Daniel. Setidaknya sra kera yang dia lontarkan beberapa saat lalu, akan membuat amarahnya reda.